Siang ini FAM Indonesia memberikan ulasan puisi berjudul “Secangkir
Wine Buat Tuhan” karya Moh. Fauzan, anggota FAM Lamongan. Puisi ini dinilai
sebagai sebuah puisi religi bulan Ramadhan yang dijalani dalam sepetiganya ada
janji yang diberikan Tuhan atas pahalanya, dan syarat serta larangan di bulan Ramadhan
mengevaluasi atas yang dilaksanakan.
//Tuhan,/Inilah sepertiga waktu yang kita /tunggu, Merajut
asmara kalbu/Di selembar dedaunan pilu
Larik dan bait pada puisi “Secangkir Wine Buat Tuhan” dalam
kesatuan sintaksis yang memolakan suatu bait. Meskipun baitnya berisi satu
larik, setiap baitnya merupakan satu kesatuan yang selesai. Bait yang di akhiri
oleh suatu kejutan yang memberi sugesti tertentu. Baik sugesti magis maupun
sugesti psikologis yang berujung pada pertanyaan, berita, harapan, atau
kengerian.
Seperti tertulis: //Dan cumbulah aku/Hingga fajar
bergumam/Pada mawar merah depan rumah
“Secangkir Wine Buat Tuhan” tipografinya membawa pembaharuan
pada kedudukan atas sajak. Puisi tidak terlepas dari penyairnya. Penyair
memberikan intensinya dalam karyanya.
Koreksian diksi pada baris: “Dan percumbuan mesrah tempo doeloe”,
kata-kata “mesrah” seharusnya ditulis “mesra”. Selain itu yang perlu
diperhatikan dalam penulisan tanda tanya ( ? ), sebaiknya sesudah tanda tanya
tidak dibubuhkan tanda koma ( , ), hilangkan saja tanda koma itu dan rapatkan
jarak tanda tanya ( ? ) dengan kata di depannya. Jangan berjarak, sehingga
menyebabkan naskah terkesan kurang rapi.
Namun demikian secara keseluruhan puisi ini menarik, dan
memiliki kedalaman makna.
Demikianlah. Terus berproses dalam puisi, menuju sempurna
dan indah adanya.
Salam santun.
TIM FAM INDONESIA
[BERIKUT NASKAH DARI
PENULIS YANG DIPOSTING TANPA EDIRING TIM FAM INDONESIA]
SECANGKIR WINE BUAT
TUHAN
Oleh Moh.Fauzan
IDFAM850M Anggota FAM
Lamongan
Tuhan,
Inilah sepertiga waktu yang kita tunggu,
Merajut asmara kalbu
Di selembar dedaunan pilu
“Minumlah tuhan dan rasakan wine ini,
Ada yang kurang ?, atau nikmat di lidahmu ?” kataku mesra.
Selayaknya ku hanya rindu cinta
Dan percumbuan mesrah tempo doeloe
Mendekatlah tuhan
Dan cumbulah aku
Hingga fajar bergumam
Pada mawar merah depan rumah
[sumber: www.famindonesia.blogspot.com]
0 komentar:
Post a Comment