Bu Alya adalah
seorang istri yang gemar sekali pergi ke dukun untuk meminta ‘pelaris’ dan
kesuksesan. Mbah Karmo adalah dukun langganannya. Pak Hanan, suaminya sudah
berkali-kali mengingatkan istrinya agar jangan menyekutukan Allah, tapi Bu Alya
tetap pada prinsipnya dan berkata, “Bukankah dengan saya ke Mbah Karmo dagangan
kita semakin laris? Bapak juga rezekinya semakin lancer? Ingat.... ingat Pak!” kata
Bu Alya.
Pak Hanan gagal
mengingatkan istrinya dan berkonsultasi pada teman karibnya, Pak Ilyas. Oleh Pak
Ilyas, Pak Hanan dianjurkan untuk menikah sirri dan Pak Hanan setuju. Maka
diam-diam Pak Hanan menikah dengan Fitria, teman Pak Ilyas. Walau hubungan itu
disembunyikan, akhirnya Bu Alya tahu juga. Bu Alya marah besar dan minta
berpisah, walaupun sebenarnya Pak Hanan tidak ingin menceraikan istrinya.
Cerpen yang
benar-benar pendek ini ditutup dengan kalimat: Sekarang bu Alya bisa merasakan bagaimana rasanya hidu (maksudnya
hidup, ada kesalahan pengetikan) dimadu,
sama dengan Alloh, Alloh akan cemburu, murka jika dipersekutukan dengan yang
lain, apalagi sekelas dengan mbah Karmo.
Cerpen yang
diberi judul “Dimadu” ini adalah cerpen pembelajaran dan memiliki nilai
pembelajaran yang besar bagi pembaca dan membuat kita tersentak. Fokus cerpen
ini sebenarnya bukan dimadu biasa, tetapi memberikan informasi bagaimana
rasanya bila seorang wanita dimadu. Muncul perasaan cemburu, benci, kesal, dan
sebagainya. Jika disandarkan kepada perilaku manusia yang mensyarikatkan Allah,
itu adalah perumpamaan, walau tentu saja Allah tidak sama dengan manusia atau
makhluk yang diciptakan-Nya.
Sementara
kekurangan pada cerpen ini adalah pada penulisan opening, padahal pembukaan tulisan itu sangat menentukan keingintahuan
pembaca kelanjutan dari sebuah cerita. Pembukaan di sini terkesan kacau,
didapati juga penggunaan tanda kutip, padahal itu sebenarnya bukanlah dialog.
Selain itu,
penulis kurang hati-hati menggunakan spasi, huruf kapital dan tanda baca. Untuk
penulisan “Alloh”, sebaiknya ditulis “Allah” dan “besuk” adalah “besok”.
Seperti kutipan berikut:
“ Insya Alloh
besuk saya kenalkan dengan teman saya pak!”kata pak Ilyas. (Perhatikan
penulisannya—FAM)
Yang paling
penting dari itu semua adalah, gunakan EYD pada setiap penulisan. Ide cerita
yang baik tentu juga harus didukung oleh penulisan yang baik pula.
Oke, penulis
cerpen “Dimadu”, teruslah berkarya, gali terus ide-ide cerita menarik di sekitar
kita.
Salam karya,
salam santun, tetap semangat!
TIM FAM INDONESIA
www.famindonesia.blogspot.com
[BERIKUT NASKAH PENULIS YANG DIPOSTING TANPA
EDITING TIM FAM INDONESIA]
DIMADU
Hari kamis adalah
hari yang dipuja-puja bu Alya sebagai hari yang sakral dimana bu Alya selalu
datang ke tempat mbah Karmo untuk meminta kembang setaman sebagai aji-aji penglarisan.
“Angin menyapu
ombak, awan pun terlihat gelap, mewarnai malam hari kamis.
“Bu alya menatap
ombak di tepi pantai.”sesekali tangannya mengusap pipinya yang terkena airmata.
“Benar kata
suamiku begini rasanya dimadu.”kata bu Alya dalam hati.
“ Sakit rasanya
hati ini.”tambahnya dalam hati.
Teringat bu Alya
akan kata-kata suaminya di masa yang silam.
“Bu sebaiknya
kamu ini berhenti dari mempersekutukan Alloh.” Kata pak Hanan suaminya.
“Bapak ini bicara
apa?”kata bu Alya.
“Semua yang Aku
lakukan ini kan demi masa depan kita?”kata bu Alya.
“Iya tapi semua
itu kan membuat Alloh murka?Alloh tidak suka dengan hal seperti itu.kata pak
Hanan
“Masya Alloh,
ampunilah perbuatan istriku.desah pak Hanan sambil mengangkat kedua tangannya.
“Bukankah dengan
saya ke mbah Karmo dagangan kita semakin laris?bapak juga rejekinya semakin
lancar?ingat..ingat pak!”sentak bu Alya.
“Tapi perbuatanmu
itu dilarang Alloh! Kata pak Hanan.
“Ah tidak peduli
itu semua,yang penting kita hidup bahagia dengan rejeki melimpah.” Kata bu
Alya.
“Yach terserah
Ibu saja kalo memang Ibu bersikeras seperti itu saya tidak bias berbuat
apa-apa.”kata pak Hanan.
Seminggu kemudian
bu Alya pergi ke rumah mbah Karmo untuk minta kembang setaman.
“Kulo nuwun
mbah,..!”seru bu Alya
“Monggo…silakan
masuk nduk!!!”saut mbah Karmo.
“Begini mbah…saya
mau minta kembang setaman untuk aji-aji penglarisan.”tambah bu Alya.
“Ya nduk…tunggu
sebentar saya buatkan.”seru mbah Karmo
Kemudian mbah
karmo mengambil kembang setaman untuk diberi aji-aji penglarisan.
Mbah Karmo dengan
duduk bersila komat-kamit merapalkan mantra sambil sesekali matanya melirik ke
arah bu Alya. Akhirnya selesailah dia merapalkan mantra-mantra. Kemudian mbah
Karmo mendekati bu Alya sambil berkata,
“Nduk ini kembang
setamannya mudah-mudahan ya nduk hidupmu lebih bahagia, daganganmu lebih
laris,dan suamimu lebih mencintaimu.mbah Karmo memberi semangat.
“Ya mbah,”bu Alya
tampak semangat
Dengan membawa
kembang setaman bu Alya pulang dengan wajah-wajah berseri-seri.
Sementara di lain
tempat pak Hanan bertandang ke rumah pak Ilyas teman karibnya tentang kondisi
rumah tangganya saat ini. Kemudian pak Ilyas memberi solusi agar pak Hanan
menikah sirri. Akhirnya pak Hanan menyetujui usul pak Ilyas.
“Yah saya
bersedia untuk menikah lagi tapi saya pengin ta’aruf dulu dengan calon
saya.”kata pak Hanan
“Insya Alloh
besuk saya kenalkan dengan teman saya pak!”kata pak Ilyas.
Sebulan kemudian
pak Hanan akan menikah sirri dengan Fitria teman sekantor pak Ilyas tanpa
sepengetahuan bu Alya.
Lama-kelamaan bu
Alya mengetahui hubungan pak Hanan
dengan Fitria.
“Dasar laki-laki
hidung belang tidak setia. Ngakunya alim tapi ternyata…kalo begitu mulai saat
ini kita berpisah saja.
“Saya hanya
pengin poligami,tidak akan menceraikan kamu bu…
“Tidak..pokoknya
tidak…”kata bu Alya geram
Keadaan semakin
runcing,akhirnya pak Hanan melepas bu Alya .
“Baik saya akan
menceraikan Ibu karena Ibu sudah tidak bisa diajak ke jalan yang
benar.na’uzubillah.”bentak pak Hanan.
Sekarang bu Alya
bisa merasakan bagaimana rasanya hidu dimadu, sama dengan Alloh, Alloh akan cemburu,murka jika dipersekutukan dengan
yang lain, apalagi sekelas dengan mbah Karmo.
[sumber: www.famindonesia.blogspot.com]
Ket: Gambar hanya sekadar ilustrasi, diambil dari
google.com
0 komentar:
Post a Comment